Senin, 23 April 2012

Masalah Hubungan Antar Sukubangsa dan Upaya Penanggulangannya


HUBUNGAN ANTAR SUKU BANGSA
SUKU BANGSA DAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang dimiliki oleh sebuah keluarga adalah kebudayaan suku bangsa yang menjadi acuan utama dalam menghadapi lingkungan social dan masyarakat tersebut, pengetahuan yang ada didalam suku bangsa, berisikan konsep yang digunakan sebagai acuan dalam menghadapi anggota sukubangsa lainnya. Konsep ini dinamakan stereotip, dan dapat berkembang menjadi prasangka (prejudice). Sebuah streotip dapat muncul dari pengalaman seseorang /sejumlah orang dalam berhubungan dengan para pelaku dari suatu suku bangsa. Dari sejumlah pengalaman yang terbatas pada kebudayaan , pengetahuan itu menjadi pengetahuan yang diyakini kebenarannya dan menjadi bagian kebudayaan , yaitu pengetahuan mengenai cirri-ciri suku bangsa.Sebuah streotip yang berisikan sangkaan mengenai sifat jelek yang dimiliki oleh anggota suku bangsa dinamakan prasangka. Dengan mengacu kepada prasangka biasanya tindakan diskriminasi itu dilakukan terhadap anggota suatu suku bangsa.
Unsur kebudayaan biasanya menjadi symbol yang digunakan sebahgai atribut menunjukkan jati diri sukubangsa yang mencakup 1) kebudayaan material/ benda kebudayaan 2) bahasa dan ungkapannya 3) mimic muka dan gerakan tubuh 4)nilai budaya. Misalnya orang toraja yang menyelenggarakan upacara kematian dengan biaya besar tidaklah sama dengan pemborosan. Penggunaan ciri-ciri fisik sebagai atribut sukubangsa biasanya berlaku dalam masyarakat dimana anggota sukubangsa yang berbeda itu hidup dalam suatu hubungan yang lama, sehingga masing-masing dapat mengidentifikasi ciri fisik yang menonjol tersebut dan menggunakannya untuk mengidentifikasi sukubangsa.
STREOTP,ATRIBUT,DAN HUBUNGAN ANTAR-SUKUBANGSA
STREOTIP
            Sebuah streotip mengenai sukubangsa muncul dari pengalaman seseorang / sejumlah orang yang menjadi anggota sebuah sukubangsa dalam berhubungan dengan para pelaku dari sukubangsa.        Melalui berbagai jaringan social yang dipunyai oleh seorang pelaku, pengetahuan kebudayaan memiliki ciri-ciri sesuatu sukubanga tersebut disebar luaskan kepada sesama warga masyarakat suku bangsa. Pengetahuan kebudayaan yang bersifat streotipe, yaitu mengenai ciri sesuatu suku bangsa menjadi pengetahuan yang berlaku umum dalam kebudayaan dari masyarakat tersebut dan diyakini kebenarannya.
ATRIBUT SUKUBANGSA
 JATI DIRI
            Identitas / jati diri adalah pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri yang merupakan satuan yang bulat dan menyeluruh yang menandai termasuk golongan tersebut. Contoh: seorang perempuan diidentifikasi sebagai perempuan dikarenakan cirri yang melekat pada dirinya, yang merupakan ciri yang menyeluruh. Bila seorang laki-laki memakai ciri perempuan tersebut tidak sempurna maka laki-laki tersebut tidak akan dikenal sebagai perempuan namun banci. Identifikasi/ jati diri muncul karena interaksi merupakan kenyataan empiric yang berupa tindakan para pelaku yang menandakan adanya hubungan antar pelaku tersebut. Orang lain yang berada dalam interaksi dengan dirinya adalah penentu dari jati dirinya, sehingga orang tersebut dapat dilihat sebagai cerminan  bagi dirinya.dengan cerminan itulah orang dapat mengenali jati dirinya.  Jati diri dibutuhkan dalam interaksi digunakan untuk mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut sipelaku menjalankan peranannya sesuai corak/ struktur interaksi yang berlangsung.dilain pihak pada waktu yang sama,corak peranan yang dijalankan oleh pelaku tergantung pada corak/interaksi yang berlaku.
ATRIBUT JATI DIRI
            Atribut adalah segala sesuatu yang terseleksi, baik disengaja maupun tidak disengaja untuk kegunaannya bagi identitas. Ciri yang menyolok dari benda/tubuh orang,sifat/ pola tindakan atau bahasa yag digunakan agar dilihat dan diakui oleh para pelaku. Ada atribut yang dapat dimanipulasi untuk suatu kepentingan peranan yang dijalankan dalam interaksi. Ada atribut yang tidak dengan begitu diatur /dimanipulasi karena diperoleh bersama dengan kelahiran yang diperoleh sebagi suatu yang primordial. Ini  biasanya tidak mudah dilakukan oleh pelaku bila perubahan  tersebut bertentangan dengan keyakinan yang dipunyai tentang konsep benar salah. Seorang pengemis tradisional misalnya, akan mematut dirinya sebagai pengemis yang patut dikasihani oleh khalayak ramai yang akan menjadi pelaku dalam interaksi sebagai pengemis.     Atribut yang digunakan sebagai acuan bagi ciri seseorang tergolong dalam suatu sukubangsa tertentu yang berasal dari cirri fisik ,kebudayaan material/benda kebudayaan,bahasa dan lain.
HUBUNGAN ANTAR SUKUBANGSA
            Hubungan antar sukubangsa terwujud melalui hubungan yang dilakukan oleh para pelaku yang menjadi warga dan suku bangsa yang berbeda Dalam hubungan antar sukubangsa tersebut menciptakan dan memantapkan batas social yang berguna dalam menunjukkan perbedaan diantara mereka yang tergolong sukubangsa yang lain, yang berbeda suku bangsanya. Ini terjadi apabila saling membutuhkan, memeperoleh mamfaat dan keuntungan, dan hubungan bersifat sebagai hubungan komplementer atau hubungan yang simbiotik. Hubungan diantara warga yang berbeda suku bangsanya  terjalin sebagai hubungan yang saling menguntungkan, mereka membuat jembatan penghubung diatas batas social tersebut. Berupa hubungan pribadi yang terwujud sebagai persahabatan atau perkawinan,hubungan social dan hubungan ekonomi. Dalam kasus hubungan perkawinan, masing pelaku dan pasangan suami isteri tetap mempertahankan jatidiri/identitas kesukubangsaan. Pada dasarnya sukubangsa sama dengan kedudukan /status, maka hubungan antar sukubangsa sebenarnya telah mewujudkan adanya struktur interaksi yang corak tergantung pada sejarah hubungan diantara suku bangsa yang bersangkutan. 


MAYORITAS,DOMINAN DAN MINORITAS
Mayoritas mengacu pada suatu golongan social dengan jumlah populasi yang besar dibandingkan dengan minoritas /suatu golongan social lainnya yang kecil jumlah populasinya. Konsep mayoritas selalu digunakan dalam kaitan perbandingan dengan minoritas. Mayoritas dan  minoritas digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi sesuatu kelompok dalam perbandingan dengan kelompok lainnya, berdasarkan pada jumlah populasi yang menjadi cirri utamanya.
Dominan adalah sesuatu golongan yang mempunyai kekuatan yang berlebih/besar dibandingkan dengan/tidak terkalahkan oleh ciri utama dari suatu golongan lainnya. Louis Wirth mendefinisikan ciri-ciri golongan minoritas sebagai suatu kelompok, sebagai berikut: Sebagai suatu kelompok yang diasingkan dari kehidupan masyarakat luas dan diperlakukan secara berbeda dan direndahkan derajatnya karena cirri fisik tubuhnya atau budayanya mereka merasakan sebagai sasaran diskriminasi kolektif dari masyarakat luas.
Blummer melihat individu yang tergolong sebagai mayoritas mengembangkan perasaan penuh prasangka terhadap mereka yang tergolong minoritas. Dalam melihat hubungan dominan-minoritas ada 2 unsur yang penting (1) struktur kekuatan mendefinisikan hubungan antar individu dari berbagai sukubangsa dalam lingkungan social. (2) adanya struktur mental individu anggota berbagai sukubangsa dalam lingkungan social. Kelompok yang dominan dalam masyarakat biasanya adalah kelompok minoritas /kelompok yang jumlah populasinya kecil.
MASYARAKAT MAJEMUK INDONESIA : HUBUNGAN DOMINAN-MINORITAS
Secara horizontal dapat dilihat melalui perbedaan berbagai unsure kebudayaan yang dipunyai oleh masing masyarakat sukubangsa yang hidup diIndonesia. Secara vertical terlihat perbedaan perkembangan ekonomi dan teknologi dalam masyarakat sukubangsa yang hidup di Indonesia. Hubungan dominan-minoritas yang umum terjadi dalam masyarakat luas, termasuk di Indonesia, terwujud secara setempat. Masyarakat setempat adalah sebuah satuan kehidupan yang mewujudkan diri sebagai struktur social. Dalam keadaan dimana masydi dalam masyarakat minoritas didiskriminasi oleh masyarakat dominan, maka proses social terjadi dalam hubungan antara dominan dan minoritas adalah (1) minoritas akan mengasimilisi diri mereka menjadi seperti yang tergolong dominan, cara menghilangkan cirri yang merupakan atribut bagi jatidiri minoritas dan menggantinya dengan cirri yang menjadi atribut bagi jatidiri dominan,(2) memisahkan diri dari masyarakat luas yang dominan dan mendiskriminasi mereka dengan cara membentuk kehidupan masyarakat dengan tatanan sendiri (3) melakukan pemberontakan.

REFERENSI
Suparlan,Parsudi. 2005 . Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa. Jakarta:YPKIK Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar