Senin, 23 April 2012

Antropologi Pendidikan Permainan Anak Tradisional “ Bermain Kejar-Kejar Patuang / Lari-Larian ”


Bermain Kejar-Kejar Patuang / Lari-Larian
A.    Jenis Permainan
Permainan anak tradisional adalah permainan yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, dimainkan dalam berbagai bentuk seperti berkelompok, dengan cara bernyanyi, dengan cara bertanding dan lain-lain. Dari berbagai permainan tradisional yang ada salah satunya adalah permainan anak tradisional  Bermain Kejar-Kejar Patuang / Lari-Larian yang berasal dari Sumatera Barat, dalam bahasa Minang disebut “kaja-kaja patuang”. Walaupun jenis permainan ini banyak di temukan di berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai perbedaan masing-masing daerah namun inti permainan ini tetaplah sama yaitu kejar-kejaran, yang menang berlari agar tidak tertangkap oleh pengejar yang kalah dalam hompipa dengan berbagai cara.
B.     Bentuk Permainan
Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak kecil kisaran umur 4-12 terutama anak SD. Permainan ini sering dilakukan oleh anak-anak pada waktu senggang atau libur sekolah, atau di sela-sela waktu istirahat, seperti sore hari dan setelah mereka pulang sekolah. Bentuk permainan ini dimainkan oleh anak-anak kecil minimal 2 orang atau lebih, semakin banyak pemain semakin seru pula permainan yang akan dimainkan. Permainan dimainkan setelah didapat kesepakatan tentang siapa yang bertugas sebagai pengejar dan yang menang berlari, hal ini biasanya dilakukan dengan cara hompipa “istilah Minangnya Balasiak”. permainan ini tidak menggunakan perlengkapan atau peralatan apapun, hanya dengan mengandalkan ketangkasan dari para pemain, sehingga banyak anak-anak yang suka permainan ini karena tidak merepotkan sama sekali dan sering dimainkan (murah-meriah)
C.    Cara dan Peraturan
Cara permainan ini sangat mudah dimengerti, setelah hompipa atau “balasiak” didapatkan yang seorang anak yang bertugas sebagai pengejar sedangkan anak lainya segera berlarian secepat mungkin, mereka berlarian sejauh mungkin menghindari pengejar, karena yang bertugas menjaga akan berusaha mendapatkan korban untuk menjaga menggantikan dirinya. Dalam permainan ini orang yang dikejar berhak untuk jadi patung/ “patuang” dalam bahasa Minang, apabila sewaktu yang dikejar mengatakan patung  maka dia akan menjadi patung, bersikap seolah-olah menjadi patung dengan sikap tidak boleh bergerak dan berbicara dengan siapapun sebelum terbebas kembali, sehingga pengejar tidak dapat menangkap dia, sehingga yang lain menjadi target sasaran untuk dikejar dan ditangkap, pemain yang sudah menjadi patung tadi dapat segera terbebas setelah ada temanya yang melepaskannya dengan cara menyentuh badan pemain yang sudah menjadi patung, kemudian  barulah dia dapat kembali bergabung dengan para pemain lain yang sedang dikejar oleh yang kalah, apabila pengejar dapat menangkap pemain itu sebelum dia menjadi patung maka giliran pemain itu yang menjadi pengejar dan begitu seterusnya sampai permainan berakhir karena kesepakatan semua para pemain tersebut.
D.    Nilai-Nilai dan Makna yang Terkandung
1.      Nilai keberanian : Permainan ini mengajarkan bahwa para pemain harus berani mengambil resiko. Begitu juga hidup pasti harus mengambil keputusan.
2.      Nilai pendidikan : mengajarkan cara-cara berpikir keluar dari kondisi dan situasi, mengajarkan cara berpikir dalam situasi yang terjempit.
3.      Nilai sosial : pemain akan saling membantu apabila ada pemain lainya yang menjadi patung, dengan cara membebaskannya.
E.     Fungsi permainan
1.    Menghibur diri
2.    Membentuk kreatifitas
3.    Melatih fisik
4.    Melatih ketangkasan


F.      Dokumentasi



Oval: berlarianOval: berlarianOval: hompipaOval: hompipa           

            


Oval: berlarian 












1 komentar: