Senin, 23 April 2012

Asas-Asas Pengembangan Kurikulum


Asas-Asas Pengembangan Kurikulum
1.      Asas Filosofis Bangsa
Kajian filsafat mencoba metelaah tiga pokok persoalan yaitu: hakekat benar-salah (logika), hakekat baik-buruk (etika), dan hakekat indah-jelek (estetika). Kesemuanya menjadi pandangan hidup. Logika adalah telaah di bidang ilmu, etika adalah telaah di bidang nilai religi dan sosial, dan estetika adalah telaah di bidang seni. Ketiga pandangan tersebut menentukan arah dan tujuan pendidikan. Artinya kemana pendidikan dibawa terlebih dahulu ada kejelasan mengenai pandangan hidup atau eksistensi manusia.
Filsafat sangat penting artinya dalam pengembangan kurikulum pendidikan. Filsafat merupakan cara berpikir radikal dan menyeluruh mengupas tentang sesuatu/kebenaran secara mendasardan mendalam sampai akar-akarnya. Awalnya filsafat hanya mengkaji tentang manusia, kemudian berkembang membahas tentang kehidupan pada eksistensi manusia itu sendiri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan sangat erat dimana filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan –pertimbangan filosofis.
Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang dari filsafat membahas pendidikan, mencari jawaban pertanyaan tentang hakekat pendidikan, mengapa penting pendidikan dan bagaimana pendidikan itu dilaksanakan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat menggali nilai hidup, merumuskan tujuan hidup dan pendidikan merealisasikan nilai-nilai dalam diri anak. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk membentuk manusia dengan segenap kemanusiaannya yang dilakukan secara manusiawi tidak bisa melepaskan diri dari filsafat/pandangan hidup yang dianut oleh manusia itu sendiri kapanpun dan dan dimanapun berada. Sistem nilau atau ideologi yang melekat dalam diri individu akan mempengaruhi dalam bertindak memenuhi tuntutan dan kebutuhan hidup termasuk pendidikan akan didalami. Aliran filsafat pendidikan yang mendasari pengambilan keputusan dalam pengembangan kurikulum.

A.    Idealisme
Aliran ini berkeyakinan bahwa manusia lahir dengan kecendrungan untuk berbuat baik karena pada dasarnya kebaikan inhere dengan dirinya. Tujuan pandidikan dalam hubungan ini adalah membawa anak mengenal sumber kebaikan dan hidup sejalan dengan nilai-nilai tersebut untuk memperoleh hidup bahagia. Anak harus mengenal apa yang baik dalam dirinya, menghargai apa yang baik dari orang lain dan guru dipandang sebagai suri toladan yang baik.
B.     Realisme
Menurut aliran ini manusia harus belajar mengenal realitas hidup sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran melalui rasio. Tujuan pandidikan mengajarkan anak apa yang telah diketahuinya tentang dunia yang telah ditemukan oleh sarjana dari berbagai disiplin ilmu. Guru sebagai pusat pendidikan bertanggung jawab sebagai mediator.
C.     Pragmatis
Menurut pandangan ini manusia tidak perlu tahu kebaikan dan kebenaran itu inhere dalam hidup yang bersifat mutlak atau relatif karena manusia telah dilengkapi dengan mental fisik yang berpatisipasi dalam dunia melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan dunia yang terus berubah. Pendidikan tidak mewariskan pengetahuan tetap. Tujuan pendidikan membantu anak mengeti diri dan lingkungan sesuai dengan perkembangannya. Peran guru menciptakan pengalaman langsung kepada anak dengan meningkatkan terus siklus interaksi anak dengan lingkungan. Kebutuhan dan minat anak menjadi titik tolak pendidikan. Aliran ini mengutamakan perbedaan individu, latar belakang, metal, fisik dan emosi masing-masing anak. Pendidikan bersifat demokratis dan guru berperan sebagai fasilitator, konselor dan partner anak dalam belajar.
D.    Esensialisme
Aliran ini berpandangan bahwapendidikan mepersiapkan anak agar dapat menyesuikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar