Minggu, 14 Oktober 2012

Struktur Social dan Pola Kepemimpinan Masyarakat Tradisional Minangkabau
A.     Struktur social masyarakat  tradisional Minangkabau
1.      Berdasarkan garis keturunan (Matrilineal)
a)      Suku
b)      Kampong
c)      Kaum
d)     Paruik
e)      Jurai
f)       Mande
2.      Berdasarkan tingkat keaslian
a)      Urang asa/ voluntir/panaruko/pionir/urang lantak nagari
b)      Urang datang/pendatang belakangan setelah daerah baru di buka oleh panaruko : orang pendatang ini terbagi 2 yaitu pendatang yang memaki modal sendiri dan para pendatang yang mengaku mamak pada orang asa (panaruko yang telah mempunyai harta puasaka)
3.      Berdasarkan hubungan mamak dengan kemenakan
a)      Kemenakan di bawah daguak
b)      Kemenakan di bawah dado
c)      Kemenakan di bawah paruik/pusek
d)     Kemenakan di bawah lutuik
B.     Pola kepemimpinan
Secara makro masyarakat Minangkabau mengenal Lareh
1.    Koto piliang : bersifat aristokrasi / top down/ dengan semboyan adat “titiak dari ateh”
2.    Bodi caniago: bersifat demokratis / bottom up/ dengan semboyan adat “mambasuak dari bumi”.
3.    Lareh nan panjang : yaitu kelarasan campuran di mana masyarakatnya tidak secara murni menjalankan salah satu di antara dua kelarasan yang ada.
C.     Struktur kepemimpinan  tradisional masyarakat Minangkabau
1.    Di tingkat Nagari (tungku tigo sajarangan)
a)      Ninik mamak
b)      Alim ulama : Imam, Khatib,  Bilal, Khadi
c)      Cadiak pandai
Landasan adatnya (tali tigo sapilin)
a)      Adat
b)      Undang-undang
c)      Syara’
2.    Tingkat suku
Ninik mamak atau disebut “orang ampek jiniah”
a)      Panghulu/ datuak : dalam urusan adat
b)      Manti : menjalankan adat & syara’
c)      Malin/ imam: dalam urusan agama, ibadah & akhlak masyarakat
d)     Dubalang : menjaga kesatuan dan keamanan nagari
D.    Keterangan
v Dalam pola kepemimpinan konklusi pengambilan keputusan “ bulek lah dapek digolongkan, picak lah dapek dilayangkan” .
v Dalam masyarakat Minangkabau memang menganut system eksogami suku namun juga endogamy nagari, hal ini terlihata jelas dalam semboyan hidup “ dari pado lapeh ka urang, rancak ka awak”  jika terjadi perkawinan yang berbeda asal nagari maka sebelum pernikahan pasangan tersebut akan membayar denda atau yang lebih di kenal sebagai “uang lompek paga” walaupun bayaran ini tidak mahal, namun secara konstruksi social telah ada sanksi social berupa denda apabila melakukan pernikahan dengan orang yang berasal  dari luar nagari asal.

                 Referensi:
                 Materi perkuliahan Masyarakat dan Kebudayaan Minangkabau membahas  “perkembangan Etnik Minangkabau”  bersama : Drs. Emizal Amri, M.Pd., M. Si & Drs. Gusraredi. Tgl 3/10/2012.






Antropologi Kebudayaan Indonesia
Sistem Struktur Sosial Ekonomi Agama dan Kepercayaan Indonesia

Oleh:
Arjenia Tona Arman
17605/2010

Jurusan Sosiologi dan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
2012
Sistem Struktur Sosial Ekonomi Agama dan Kepercayaan Indonesia
A.    Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia
Sistem adalah bagian yang saling berhubungan antara satu dengan ya g lain nya sehingga dapat berfungsi melakukan satu kerja untuk tujuan tertentu. Sistem sosial terdiri dari elemen- elemen sosial. 
Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat dalam satuan sosial ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan antar peran.
Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia ada dua yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal ditandai dengan oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat serta daerah. Secara vertikal ditandai dengan perbedaan antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Secara Horizontal
 




Secara vertikal


 

                                                                                               




B.       Ekonomi
Ekonomi pada zaman hindia belanda digambarkan dual economy, dua macam ekonomi yang berbeda. Pertama, berupa struktur ekonomy modern secara komersial (sophisticated), banyak bersentuhan dengan perdagangan internasional dibimbingan dengan keuntungan yang maksimal hampir sepenuhnya dikuasai oleh orang asing dan keturunan asing. Kedua ekonomi perdesaan yang bersifat tradisional merupakan struktur ekonomi yang berorientasi kepadasikap konservatif dibimbing oleh motif memelihara keamanan dan kelanggengan sistem.  Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, Sistem ekonomi:
a.       Subyek/obyek: manusia (subyke) dan barang ekonomi (obyek)
b.      Perangkat kelembagaan: lembaga ekonomi formal dan non formal dan cara serta mekanisme hubungan
c.       Tatanan: hukum dan peraturan perekonomian
Indonesia menganut sistem perekonomian campuran. Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah lembaga/pranata (ekonomi, sosial dan ide) yang saling mempengaruhi yang ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap perekonomian, produksi, distribusi, konsumsi. Lapisan masyarakat indonesia dilihat dari sisi ekonomi.

 

                                                                                               
Rounded Rectangle: midle class (menengah)
 




C.     Kedelapan wujud  dari agama dan religi
Bangsa Indonesia yang terdiri dari 500 lebih suku bangsa mengakui enam agama kepercayaan (Islam, Budha, Hindu, Katolik, Protestan dan Konghuchu). Teori asal usul agama :
1.    Manusia sadar akan konsep ruh
2.    Manusia mengakui adanya berbagai gejala yang tak dapat dijelaskan dengan akal.
3.    Keinginan manusia untuk menghadapi berbagai krisis yang senantiasa dialami manusia dalam daur hidupnya
4.    Kejadian-kejadian luar biasa yang dialami manusia di alam sekelilingnya.
Teori ruh menurut E.B Taylor asal mula ruh dari religi adalah kesadaran manusia akan konsep :
1.    Perbedaan yang tampak antara benda-benda yang hidup dan benda yang mati.
2.    Pengalaman
 Ke-8 wujud dari agama dan religi yang secara umum disebutkan dalam berbagai tulisan ilmiah adalah:
1.      Fetishism ; yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya jiwa dan benda-benda tertentu, dan terdiri dari berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan untuk memuja benda-benda “berjiwa” itu.
2.      Animism , yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan bahwa alam sekelilng tempat tinggal manusia dihuni oleh berbagai macam ruh, dan terdiri dari berbagai kegiatan keagamaan guna memuja ruh-ruh tadi.
3.      Animatism ; yang tidak merupakan suatu bentuk religi, melainkan suatu system  kepercayaan bahwa benda-benda serta tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan dapat berfikir seperti manusia. Kepercayaan itu tidak menyebabkan adanya berbagai kegiatan  keagamaan dengan maksud memuja benda-benda dan tumbuh-tumbuhan tadi, walaupun dapat menjadi unsure  dalam suatu religi.
4.      Prae-animism (dynamism); bentuk religi berdasarkan kepercayaan pada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang luar biasa, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpedoman pada kepercayaan tersebut.
5.      Totemism; bentuk religi dan masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok kekerabatan unilineal. Bentuk religi ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kelompok-kelompok unilineal ini  masing-masing berasal dari leluhur yang masih terikat kekerabatan.  Yang masing-masing memiliki lambangnya (totem) sendiri yang berupa suatu jenis hewan tumbuh-tumbuhan, dll yang melambangkan dewa leluhur kelompoknya.
6.      Polytheism; bentuk religi yang didasarkan kepercayaan akan adanya suatu hierarki dewa-dewa, da terdiri dari upacara-upacara untuk meuja dewa tadi.
7.      Monotheism; bentuk religi yang didasarkan kepercayaan pada satu dewa , yaitu tuhan, sehingga upacaranya bertujuan untuk memuja tuhan tsb.
8.      Mystic; bentuk religi yang didasarkan keercayaan pada satu dewa yang dianggap menguasai seluruuh alam semesta dan terdiri dari upacara-upacara yang bertujusn untuk mencapai  kesatuan dengan tuhan tsb.
Upacara ilmu gaib menurut J. Frazer.
1.      Imitative magic adalah ilmu ghaib yang meniru keadaan yang sesungguhnya yang ingn dicapai, contoh  upacara mendatangkan hujan.
2.      Contagious magic adalah ilmu gaib yang berdasarkan pedirian suatu hal dapat mengakibatkan hal lain berdasarkan hubungan asosiasi. Contoh menusuk gambar seseorang dengan maksud menyakiti orang tsb.
4      fungsi acara ilmu gaib :
1.      Ilmu gaib produksi, menyangkut kegiatan produksi dalam masyarakat, contoh: menebang pohon untuk  berladang, dilakukan ritual.
2.      Ilmu ghaib penolak,  praktek ilmu gaib untuk menghindari serta menolak bencana yang diakibatkan hama pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Contohnya praktek ilmu gaib untuk  menyembuhkan penyakit.
3.      Ilmu gaib agresif, ilmu gaib dengan maksud menyerang, merugikan, menyakiti dan bahkan membunuh , dalam bahasa indonesa biasa disebut sihir atau guna-guna. Contohnya: diprovinsi Maluku dan irian jaya.
4.      Ilmu ghaib meramal, metode meramal berdasarkan ilmu perbintangan,(astronomi) retak tulang yang dilemparkan, biji-bijian yang ditaburkan,letak usus hewan yang dijatuhkan. Berdasarkan gerak lidah api, berdasarkan ragam bentuk awan , dll. Contohnya dalam kbudayaan jawa yang masih menganut islam abangan. 

Referensi
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi (Pokok-Pokok Etnografi II). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nasikun. 2007. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo Persada.